TUGAS
EKONOMI INDUSTRI
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah
Ekonomi Industri
Oleh :
Dudi Septiadi (0901474)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS
PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2011
1. Integrasi
vertikal
Integrasi
vertikal adalah penggabungan dua atau lebih
perusahaan menjadi suatu perusahaan yang aktivitasnya berhubungan secara
vertikal. Hubungan vertikal meliputi pengadaan bahan baku dan sumber daya lain,
proses produksi, hingga pemasaran ke konsumen pengguna barang atau jasa.
Alasan
adanya integrasi secara vertikal adalah karena Kondisi dimana ketersediaan
bahan baku perusahaan mengalami permasalahan dalam jumlah maupun kualitas dan
kondisi itu menjadi semakin buruk maka ini merupakan salah satu indikasi dari
perlunya dilakukan integrasi secara vertikal. Kemudian yang berkaitan dengan
proses distribusi produk dari perusahaan, jika kondisi dimana proses distribusi
ini terganggu oleh masalah pada pihak ketiga, baik dalam hal akses serta komitmen
kerja sama maka hal ini juga dapat menjadi salah satu indikasi penting, perlu
adanya integrasi vertikal.
Contohnya adalah
apa yang dilakukan oleh perusahaan Indofood yang memiliki perusuhaan yang
menguasai bahan produk utamanya yaitu tepung, dimana perusahaan tersebut adalah
Bogasari, sehingga hal ini membuat dominasi Indofood di persaingan menjadi
semakin kuat karena supply bahan bagi yang selalu tersedia dengan tentunya
harga yang sangat murah karena kedua perusahaan tersebut dibawah kepemilikan
yang sama.
Keuntungan melakukan integrasi vertikal adalah
perusahaan dapat menguasai perusahaan yang memproduksi bahan baku utama
perusahaan, tentu saja yang utama keuntungannya ketersediaan bahan baku uatam
dari perusahaan tentu saja akan selalu tersedia dengan jumlah yang cukup, dan
juga perusahana dapat mengontrol kualitas dari bahan baku tersebut, sehingga
bahan baku yang akan di gunakan oleh perusahaan akan sangat baik dan juga biaya
produksinya, hingga biaya inventory mungkin akan bisa direduksi. perusahaan
juga dapat menguasai proses distribusi dalam hal ini retail dan wholesale
perusahaan, maka keuntungannya tentu saja perusahan akan dapat dengan
jelas mengontrol sejauh proses distribusi yang ada, perusahaan dapat mengurangi
biaya pengiriman karena distributor serta penjualnya juga milik satu
perusahaan.
2.
Integrasi
horizontal
Integrasi
horizontal adalah suatau kebijakan yang
dilakukan perusahaan Ketika perusahaan melakukan penguasaan atau kerja sama
pada perusahaan yang berada pada satu jenis industri yang sama.
Faktor yang sangat
mempengaruhi terjadinya Integrasi horizontal adalah faktor eksternal, dimana
banyak perusahaan yang bersaing dalam industri tersebut bersaing semakin ketat,
dimana beberapa perusahaan yang ada saling berusaha untuk menjadi leader
market, sehingga salah satu dari beberapa perusahaan tersebut melihat bahwa
akan sangat lebih baik kinerjanya jika perusahaan tersebut bergabung satu
dengan lainnya atau setidaknya melakukan kerja sama untuk meningkatkan kinerja
dan penguasaan pasar yang ada.
Contohnya adalah
seperti apa yang dilakukan Esia dan Flexi dimana mereka bekerja sama dalam
meningkatkan kinerja pelayanan mereka pada konsumen, dimana seperti yang diketahui
bahwa kedua perusahaan ini bergerak dalam bidang yang sama, meskipun dengan
kepimilikan yang berbeda antar keduanya.
Keuntungan bagi
perusahaan adalah adanya penguasaan pangsa pasar yang semakin meningkat,
penguasaan serta penggunaan teknologi yang semakin efisien, saling mengisi
antar kedua perusahan tersebut, baik dari pelayanan, kinerja produk
hingga proses pendistribusianya serta bargaining power yang semakin besar
dalam menghadapi persaingan yang ada dalam industri tersebut.
3.
Marger
Marger
adalah suatu penggabungan antara dua atau lebih perusahaan yang setuju
menyatukan kegiatan
operasionalnya dengan basis yang relatif seimbang, karena mereka memiliki
sumber daya dan kapabilitas yang secara bersama-sama dapat menciptakan
keunggulan kompetitif yang lebih kuat. Pemegang saham atau
pemilik dari kedua perusahaan sebelum merger menjadi pemilik dari saham
perusahaan hasil merger, dan top manajemen dari kedua perusahaan tetap
menduduki posisi senior dalam perusahaan setelah merger.
Contohnya adalah seperti yang
dilakukan pada industri pertelevisian, yakni PT
Televisi Transformasi Indonesia (TransTV) dan PT Duta Visual Nusantara Tivi
Tujuh (Trans7), yang menginduk pada PT Trans Corporation.
Kemudian pada perusahaan angkutan
taxi, yakni perusahaan PT
Taxi Gamya yang melakukan marger dengan PT Bluebird.
4.
Akuisisi
Akuisisi
adalah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau
asset suatu perusahaan oleh
badan hukum atau orang perseorangan
untuk mengambil alih baik seluruh
atau sebagian besar saham perseroan yang
dapat mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhadap
perseroan tersebut. Dalam peristiwa ini
baik perusahaan pengambil alih atau yang
diambil alih tetap eksis sebagai
badan hukum yang terpisah.
Contohnya adalah perusahaan air
minum Aqua diakuisisi oleh Danone yang berpusat di
prancis.
Faktor penting yang harus
dipertimbangkan ketika dua perusahaan atau lebih akan melakukan marger dan
akuisisi adalah :
a)
Faktor Pasar dan Pemasaran
Perusahaan
dapat berhasil dalam melakukan merger
dan akuisisi apabila terdapat kesamaan atau komplementaritas
dalam hal pasar. Salah satu hasil yang diharapkan dari
merger dan akuisisi adalah sinergi yang dihasilkan oleh meningkatnya
akses perusahaan ke pasar baru yang selama ini tidak tersentuh.
b)
Faktor Teknologi
Perusahaan dapat melakukan merger
dan akuisisi apabila terdapat kesamaan atau komplementaritas dalam hal sumber
daya teknologi dan produksi. Teknologi ini dapat meliputi penggabungan proses
produksi karena proses yang sama.
Proses pengembangan produk juga dapat menjadi sarana
terjadinya sinergi teknologi informasi dalam satu organisasi. Ketika teknologi
yang digunakan sama maka potensi sinergi dapat diciptakan. Dengan melakukan
proses merger dan akuisisi secara sehat dan suka rela, potensi sinergi akan
menghasilkan skala dan ruang lingkup ekonomi (economy of scale and scope) yang bermanfaat.
c)
Faktor Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan salah
satu aspek non ekonomis yang sangat penting untuk dipertimbangkan ketika dua
perusahaan atau lebih melakukan merger dan akuisis. Dalam banyak kasus merger
dan akuisisi diberbagai perusahaan, masalah budaya seringkali menjadi masalah
yang sangat krusial. Latar belakang budaya yang sangat berbeda diantara
karyawan dapat menyebabkan karyawan enggan untuk melakukan kerja sama,
masing-masing berusaha melakukan sesuatu berdasarkan cara metode yang selama
ini telah mereka lakukan diperusahaan lama mereka, untuk bisa beradaptasi
seringkali membutuhkan waktu yang lama.
d)
Faktor Keuangan
Salah satu
alasan mengapa merger dan akuisisi dilakukan adalah harapan akan terjadinya sinergi
melalui penggabungan sumber daya beberapa perusahaan. Dari sisi finansial,
sinergi ini bermakna kemampuan menghasilkan laba perusahaan hasil merger dan
akuisisi yang lebih besar dari kemampuan laba masing-masing perusahaan sebelum
merger dan akuisisi. Sinergi inilah yang menjadi syarat awal terjadinya sebuah
merger.
5. Konglomerasi
Konglomerasi
adalah seseorang atau perusahaan yang mempunyai berbagai jenis bidang
usaha atau industri yang bergerak di berbagai bidang yang berbeda, dengan
sejumlah perusahaan atau afiliasi bisnisnya. Walaupun tidak ada kaitan
antara satu jenis usaha dengan usaha lainnya, tetapi semua usaha tersebut
dibawah kepemilikan satu orang/perusahaan.
Contoh
perusahaan yang melakukan konglomerasi adalah PT. Bakrie & Brother’s yang
mempunyai banyak anak perusahaan yang bergerak di bidang yang berbeda-beda dan
tidak ada kaitan antar anak perusahaan, seperti :
·
PT.
Bkrie Sumatra Plantations yang bergerak disektor perkebunan.
·
PT.
Bakrie Pipe merupakan Industry yang bergerak dalam memproduksi pipa baja,
·
PT. Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) yang bergerak
dalam Industry pertelevisian.
·
PT. Bakrieland Tbk yang bergerak di bidang real
estat, properti, pengembangan infrastruktur.